Pages

 

Friday 22 July 2011

Contoh Pidato Sambutan Ketua Panitia Memperingati Isro'Mi'roj dan Menyambut Romadlon

5 comments

Assalamu’alaikum Wr Wb

Alhamdulillahi rabbil’aalamiiin. Wabihi nasta’iin ‘ala umuuriddunyaa waddiiin. Ammaa Ba’du…

Yang terhormat Bapak Lurah
Yang terhormat Bapak RT
Yang terhormat Ketua Takmir Masjid At-Taqwa
Yang terhormat kawan-kawan panitia
Yang terhormat para peserta dan hadirin sekalian

Alhamdulillah segala puja dan puji hanya milik Allah yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga pada detik ini kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul mengikuti festifal “sholawat albanjari” guna memperingati Isro’ wal Mi’roj dan menyambut datangnya bulan suci Ramadlan.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, karena beliau telah membawa kita dari jalan kegelapan ke jalan yang terang benderang, yakni “Addiinul Islam”.

Selanjutnya saya ucapkan terimakasih kepada para peserta yang ikut berpartisipasi dan para hadirin yang rela meluangkan waktu untuk datang ke acara ini.

Atas nama ketua panitia saya berharap, semoga dengan adanya acara festifal albanjari ini untuk ‘memperingati Isro’ Mi’roj dapat membuat kita menjadi lebih cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Karena sesungguhnya perlu anda ketahui, ketika bersholawat dengan khusu’ dan khidmat ada suatu nikmat besar yang tidak ternilai, yaitu kita bisa merasakan kehadiran Rasulullah SAW. Seseorang bisa mengeluarkan ekspresi sampai berbagai macam. Dengan rasa cinta kita semua kepada Rasulullah, semoga di hari akhir nanti kita mendapat syafa’at dari Nabi SAW. Dan dengan adanya acara ini semoga kita lebih semangat untuk menyambut bulan suci Ramadlan yang akan segera kita hadapi.

Khusus kepada para rekan panitia saya menyampaikan beribu terima kasih, karena telah berusaha mensukseskan acara ini. Semoga jasa kalian semua dibalas oleh Allah dengan balasan yang berlipat ganda.

Kami atas nama panitia mengucapkan mohon maaf jika ada hal ataupun sesuatu yang tidak begitu berkenan di hati anda.

Akhirukkalam, wa billahittaufiq wal hidayah warridlo wal inayah.
Wassalamu’alaikum Wr Wb

Read more...

Friday 15 July 2011

Death Note

0 comments


Pasti anda pernahkan mendengar sedikit banyak dengan kata Death Note? Meski itu dari teman atau anda mengerti sendiri dari arti kata itu ataupun dari nama sebuah film. Dalam artian bahasa Inggris, "Death Note" berarti catatan kematian. Maksudnya  ada sebuah catatan yang berisi tentang kematian seseorang ataupun apa saja yang membuat yang bernyawa menjadi tidak bernyawa. pasti banyak sebagian dari anda yang takut atau merasa risih dengan kematian, meski hanya mendengar kata kematian saja, karena dengan kematian membuat kita yang masih hidup menjadi berpisah dengan hal itu.

Cukuplah basa basi diatas, maksudnya saya menceritakan atau membahas hal diatas karena saya hanya ingin memberi sebuah berita tentang suatu kematian yang mungkin bisa dikatakan agak janggal, meski telah kita ketahui semua bahwa kematian sudah ada yang menggariskan dan kita hanya bisa menjalankan dan berusuaha untuk menjadikan hidup kita lebih baik sebelum kita mendatangi kematian. Pertanyaan besar kita mestinya, sudah siapkah kita untuk menuju kematian? semoga saja kita semua termasuk orang yang siap untuk menuju kematian. Apakah anda mengerti mengapa saya mengatakan "kita yang akan mendatangi kematian?" mungkin anda kira saya aneh, tapi ini memang benar. buktinya seperti yang sudah saya katakan tadi, kematian sudah digariskan, hanya saja kita tidak tahu kapan kita sampai pada jalur kematian itu. Mulai kita terlahir keluar dari rahim ibu atau mungkin bahkan dalam kandungan, kematian sudah bersiap sedia menungggu kita. Tapi untuk memepersiapkan diri kita menuju kematian itu merupakan hal yang sulit. Jika kita salah atau kurang persiapan, kita akan menyesal dan tidak bisa untuk merubah kembali.

Disini ada sebuah cerita, pada suatu bulan lalu disebuah desa di Jawa Timur ada cerita aneh yang bisa memutar otak kita. Konon, suatu hari awalnya ada sebuah berita kematian yang dianggap biasa, mislanya saja pada pagi hari itu ada seseorang meninggal dunia. namun, saya sendiri ikut merasakan hal itu, yaitu pada sore hari ada lagi yang meninggal. itu juga masih saya kira hal biasa. Namun setelah hari itu, besoknya ada lagi seorang yang meninggal. disitu saya mulai janggal dengan hal-hal yang terjadi. Karena semakin lama cerita kematian ini semakin tak bertema, saya mengira begini karena mulai dari hari pertama sampai sebulan, hampir 2 hari sekali san kadang sehari sekali ada orang meninggal. sampai satu bulan tercatat kurang lebih 25 orang meninggal. anehnya lagi kematian ini bukan karena penyakit yang parah kemudian menular. Namun tiada sebab, karena hari-hari sebelumnya tidak ada isu-isu penyakit apa atau apa. Karena hal itu, para tokoh di desa itu mulai berembuk kenapa hal ini terjadi dan apa yang harus dilakukan. Saya pernah mendengar disekitar hari itu, bahwa di desa kami ada sebuah Naga yang menutupi desa untuk mengambil nyawa orang. Itu yang saya dengar namun tidak tahu kejelasannya, karena saya orang yang lumayan biasalah. Akhirnya, para tokoh agama menemukan suatu kegiatan untuk menghentikan itu, yaitu mengadakan "Selamatan Desa". Setelah kegiatan itu sudah terencana, maka langsung dilaksanakan kegiatan itu, kegiatan itu dilakukan dengan hal pertama yaitu mendekatkan diri kepada Allah yaitu dengan sholat dan bertawassul kepadanya, lalu seluruh lelaki didesa berjalan keliling seluruh desa untuk memendam batu di sudut-sudut desa, namun saya tidak tahu pastinya itu batu apa. Setelah dilakukan semua rangkaian kegiatan itu, besoknya hingga sekarang ini sudah tidak ada kematian-kematian yang janggal dan hingga sekarang keadaan desa makin tentram dan aman. 

Cerita "Death Note" ala Jawa pun telah terselesaikan. Tapi, sesungguhnya kita sebagai manuisa tidak perlu yang namanya takut akan kematian namun jangan pula untuk sombong kepada kematian. Intinya kita hanya harus menyiapkan diri kita kapan saja kita berhenti dari rangkaian kehidupan di jalur hidup kita. karena ada kata "bahwa setiap yang bernyawa akan merasakan mati". 
Read more...
 
Sastra Education © 2013 Producted by M. Muharrom Al Haromainy. Supported by Java Creativity